Novan dan Oting
Jika hari ini Blast Band masih bersedia tampil bernyanyi, tentu mereka akan menyanyikan lagu untuk sang keyboardist, Novan Purwanto. Tapi saya kira, Blast tidak akan menampilkan lagu mereka yang berjudul sembilan malam. Itu lagu tentang rasa kehilangan yang rapuh. Tak elok jika disenandungkan dalam sebuah resepsi pernikahan.
Saya biasa menyanyikan lagu mereka ketika sedang ada di kamar mandi. Biasanya hanya mengulang-ulang penggalan reff-nya saja.
"Sembilan malam meratap kesepian
Entah sampai kapan jiwa ini bertahan
Dalam siksa hatiku sendiri.."
Bolehlah jika dinyanyikan atas nama kenangan. Setidaknya mengenang suatu hari di bulan Februari 2008, ketika Yuni, Bayu, Rizkian, Febri dan Novan menyabet juara A Mild Live Wanted untuk Regional Jawa Timur.
Saat itu Blast tampil prima di Stadion Tambaksari Surabaya. Saya beruntung berada di jajaran terdepan untuk menikmati aksi mereka.
Hari ini, 23 Agustus 2014, Novan Purwanto dan Oting Nafrity menggelar resepsi pernikahan. Selamat ya. Saya dan Hana bahagia bisa datang di acara kalian. Apalagi di sana kumpul sama Mungki Krisdianto, Sunu, Yoyok Pocket, Adit the Rocket, dan kawan-kawan musisi indie Jember yang lain. Apalagi Diorama tampil bernyanyi menghibur para undangan. Apalagi ada satenya.
Untuk Novan, terima kasih telah mengisi keyboard di lagu tamasya band yang berjudul teman.
Ohya. Resepsi pernikahan kalian mengingatkan saya pada cerita Yuni, tentang 23 Agustus enam belas tahun yang lalu. Ya, itu adalah awal keberadaan sebuah band bernama Blast, dimulai dari sudut kota Malang sebelum akhirnya hijrah ke Jember.
Salam saya, RZ Hakim.