Quantcast
Channel: acacicu
Viewing all articles
Browse latest Browse all 205

Mengenang Kisah Orangutan Bernama Tole

$
0
0
Dulu ada seekor orangutan bernama Tole. Pemeliharanya adalah keluarga Haji Mudjianto. Mereka hidup mesra di kota Malang - Jatim, mulai 1988 hingga kasus Tole mencuat, 2003.

Selain Tole, Mujianto masih memelihara 2 ekor orangutan lagi, tapi keduanya sudah mati. Sedangkan orangutan yang lain (yang sempat Haji Mujianto rawat), disumbangkan ke Taman Safari. Itulah alasan kenapa Tole begitu dimanjakan.

Tidak seperti orangutan yang lain, Tole dipelihara selayaknya bocah kecil yang imut. Pada badannya dikenakan baju, makannya pakai menu nasi rawon, minumnya coca-cola. Masih banyak lagi contoh-contoh bentuk kasih sayang untuk Tole.

Suatu hari menjelang akhir tahun 2003, ada kabar yang sampai terdengar di telinga kawan-kawan pencinta alam Jember. Kabarnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim II mencoba beberapa kali berkomunikasi dengan Haji Mudjianto. BKSDA berharap Haji Mujianto mau menyerahkan Tole, sebab Tole termasuk binatang yang dilindungi UU.

Bagaimana kisah selanjutnya? Tentu saja Haji Mujianto menolak mentah-mentah. Bagaimanapun, sudah ada ikatan emosional antara keluarga Haji Mujianto dengan Tole. Pihak BKSDA tidak putus asa, mereka mencoba dan terus mencoba. Namun, penolakan semakin kasar, tidak bersahabat, dan cenderung melawan.

Akhirnya diputuskanlah untuk menempuh jalan terakhir. BKSDA bersama dengan Polres Malang melakukan penyitaan paksa, dibantu oleh Pusat Penyelamatan Satwa Petungsewu dan ProFauna.

Kejadian selanjutnya, Haji Mudjianto terpaksa berurusan dengan hukum. Dia diancam penjara 5 tahun atau denda 100 juta menurut UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya.

Tapi siapa yang mau begitu saja dipenjara? Tak seorangpun mau dikurung, sekalipun dia pencinta burung berkicau dalam sangkar.

Setelah insiden penyitaan paksa, Tole dikirim ke Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Wanariset di Balikpapan. Namun pada akhirnya Tole mati karena komplikasi penyakit yang kronis dan menahun. Tole belum genap satu bulan tinggal di sana. Itu terjadi pada November 2003.

Waktu itu (hingga 2004 - 2005), ada media massa lokal Jatim yang sering mengulas dan melaporkan perkembangan kasus Tole (dan membuka SMS interaktif). Opini massa pun terbentuk. Mayoritas menyudutkan BKSDA dan PPS Petungsewu. Kasusnya menjadi semakin besar, mencuat, dan mencuri perhatian massa.

Begitu hebatnya opini yang tercipta, sehingga menggugah kalangan mahasiswa di sebuah Universitas di Malang. Mereka melakukan demonstrasi di Departemen Kehutanan Jakarta. Salah satunya menuntut pembubaran PPS dan ProFauna.

Hal-hal lain masih terus berkembang hingga masa persidangan tahun 2005.

Ini kabar menyedihkan untuk saya dan kawan-kawan Pencinta Alam yang lain. Kekuatan media ampuh menggiring opini publik, hingga warna putih pun bisa dijadikan hitam. Contoh kecil, seringkali eksploitasi pertambangan emas yang jauh di bawah prosedur dikisahkan secara manis dan humanis. Sangat menyedihkan membaca berita di luar realita.

Iya benar, saya tidak bisa menutup mata dengan 'pertautan hati, cinta, dan kasih sayang' antara keluarga Haji Mudjianto dengan si Tole. Mereka sudah 'hidup bersama' dalam waktu yang lama. Tak heran jika Tole dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri, bahkan tidur pun di atas kasur yang empuk.

Tapi naluri tetaplah naluri. Bagaimanapun juga, Tole lebih bahagia jika berada di habitatnya. Adalah tugas kita untuk berkata lirih, cinta tak harus saling memiliki. Bahasa kasarnya, kalau tak mau dipenjara jangan memenjara.

Masih ada banyak pilihan satwa lain yang bisa dipelihara dan diijinkan oleh negara, hewan ternak misalnya.

Sampai hari ini, tidak kurang-kurangnya orang melengkingkan salam lestari. Bahkan baru kemarin Earth Day didengungkan, tapi pembantaian Tole-Tole baru masih saja berlanjut. Semakin cepat dan sistematis. Bukan hanya orangutannya yang coba dihilangkan. Lebih kejam lagi, rumahnya diobrak-abrik. Berjuta-juta flora dirangkum menjadi satu populasi pohon saja.

Oalah.. Toleee... Tole... Salam Lestari Le..

Viewing all articles
Browse latest Browse all 205